Istilah cokelat itu sendiri berasal
dari xocolatl (bahasa suku Aztec) yang berarti minuman pahit. Pada awalnya,
cokelat dikonsumsi sebagai minuman yang dibuat berbuih, kadang-kadang ditaburi
lada merah, vanilla, madu atau rempah-rempah lain. Rasanya pahit, sepat dan
berlemak. Konsumsi cokelat masa itu dianggap sebagai simbol status penting dan
juga kemakmuran. Cokelat dalam bentuk padat pertama kali ditemukan pada abad
ke-18 di Eropa. Penggunaan rempah-rempah dihilangkan dan mulai ditambahkan
gula, susu dll.
Cokelat merupakan makanan yang
digemari segala usia mulai dari anak-anak sampai orang tua. Tidak hanya dalam
bentuk cokelat batangan, cokelat juga banyak diaplikasikan dalam beragam
makanan mulai dari cake, biskuit, permen, ice cream, minuman dll. Selain rasanya
yang enak, cokelat juga sering diasosiasikan dengan produk bernilai
tinggi/mahal sehingga sering dijadikan sebagai hadiah.
Isi
Khasiat cokelat
hitam sudah terlihat dari kandungannya. Sebagai makanan – baik yang dikemas
dalam bentuk snack maupun bar. Cokelat dibuat langsung dari bubuk biji cokelat
yang diolah dengan tambahan gula, susu, serta flavouring (bumbu penyedap dan
pewangi). Bubuk biji tanaman cokelat sendiri diyakini mengandung bahan aktif.
Salah satunya, anggota geng flavonoid, epicatechin, yang termasuk antioksidan
kuat.Sedangkan cokelat putih terbuat dari bahan dasar lemak cokelat, ditambah
gula, susu, lesitin dari susu kedelai, serta flavouring. Hanya itukah
keunggulan “si hitam manis” yang membuat banyak orang kecanduan ini? Tentu saja
tidak. Ada beberapa fakta unik mengenai cokelat, diantaranya :
ü Diduga antioksidan fenol yang terkandung dalam coklat adalah
penyebab mengapa mereka bisa berusia lebih panjang.
Fenol ini juga banyak ditemukan
pada anggur merah yang sudah sangat dikenal sebagai minuman yang baik untuk
kesehatan jantung. Coklat mempunyai kemampuan untuk menghambat oksidasi
kolesterol LDL (kolesterol jahat) dan meningkatkan fungsi kekebalan tubuh,
sehingga dapat mencegah risiko penyakit jantung koroner dan kanker.
ü Sepertiga lemak yang terdapat dalam coklat adalah asam oleat
yaitu asam lemak tak jenuh.
Asam oleat ini juga dominan
ditemukan pada minyak zaitun. Studi epidemiologis pada penduduk Mediterania
yang banyak mengkonsumsi asam oleat dari minyak zaitun menyimpulkan efek positip
oleat bagi kesehatan jantung.
ü Makan coklat tidak akan menimbulkan kecanduan.
Tetapi bagi sebagian orang rasa
coklat yang enak mungkin menyebabkan kerinduan untuk mengkonsumsinya kembali.
Ini yang disebut chocolate craving. Dampak coklat terhadap perilaku dan suasana
hati (mood) terkait erat dengan chocolate craving. Rindu coklat bisa karena
aromanya, teksturnya, manis-pahitnya dsb. Hal ini juga sering dikaitkan dengan
kandungan phenylethylamine yang adalah suatu substansi mirip amphetanine yang
dapat meningkatkan serapan triptofan ke dalam otak yang kemudian pada
gilirannya menghasilkan dopamine. Dampak dopamine adalah muncul perasaan senang
dan perbaikan suasana hati. Phenylethylamine juga dianggap mempunyai khasiat
aphrodisiac yang memunculkan perasaan seperti orang sedang jatuh cinta (hati
berbunga). Konon Raja Montezuma di jaman dahulu selalu mabuk minuman coklat
sebelum menggilir selir - selirnya yang berbeda setiap malam.
ü Katekin adalah antioksidan kuat yang terkandung dalam coklat.
Salah satu fungsi antioksidan
adalah mencegah penuaan dini yang bisa terjadi karena polusi ataupun radiasi.
Katekin juga dijumpai pada teh meski jumlahnya tidak setinggi pada coklat.
Orang tua jaman dahulu sering mempraktekkan cuci muka dengan air teh karena
dapat membuat kulit muka bercahaya dan awet muda. Seandainya mereka tahu bahwa
coklat mengandung katekin lebih tinggi daripada teh, mungkin mereka akan
menganjurkan mandi lulur dengan coklat.
ü Coklat juga mengandung theobromine dan kafein.
Kedua substansi ini telah dikenal memberikan efek terjaga
bagi yang mengkonsumsinya. Oleh karena itu ketika kita terkantuk-kantuk di
bandara atau menunggu antrian panjang, makan coklat cukup manjur untuk membuat
kita bergairah kembali.
0 komentar:
Posting Komentar